Senin, 18 Maret 2013

Artikel Pendidikan - Kebangkitan Nasional

Sudah satu abad fase sejarah dilewati oleh bangsa kita, yaitu suatu peristiwa yang disebut "kebangkitan nasional", masa bangkitnya semangat persatuan. kesatuan, nasionalisme, dan kesadaran untuk metnperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Masa itu diawali peristiwa penting, yaitu berdirinya organisasi Budi Utomo pada tanggal 20 Mei 1908. Momen kebangkitan nasional dapat dimanfaatkan untuk refleksi kita terhadap perjuangan untuk memperoleh kemerdekaan yang telah dilakukan oleh para pendahulu kita, yang telah mengorbankan diri untuk mengusir penjajah dan mempertahankan kedaulatan negeri ini.


   Tujuan perjuangan tersebut mempunyai makna substantif untuk menghentikan praktik pembodohan dan eksploitasi yang dilakukan oleh bangsa asing terhadap bangsa Indonesia pada saat itu. Praktik pembodohan yang dimaksud berupa indoktrinasi yang mengarahkan bangsa Indonesia pada posisi subordinasi kaum penjajah dari segi pendidikan dan penguasaan ilmu pengetahuan, bahkan eksploitasi sumber daya alam sebagai kepentingan ekonomi yang melatar belakangi penjajahan.

    Praktik penjajahan yang dilakukan oleh bangsa asing pada masa itu, dimulai dari tahap pembodohan dalam bidang pendidikan atau disebut education destruct. Meskipun pemerintah kolonial membangun berbagai sarana dan prasarana pendidikan, munculnya sekolah untuk pribumi dan sekolah untuk warga asing pada masa kolonial Belanda menunjukkan adanya skenario agar penduduk Indonesia pada inasa itu mempunyai pandangan hidup yang sesuai dengan keinginan para penjajah. Setelah tahap pembodohan berhasil. tahap berikutnya adalah penguasaan seluruh potensi sumber daya. Dengan demikian, tidak terjadi perlawanan dan gejolak yang menentang keadaan yang terjadi meskipun sistem tersebut sangat merugikan bangsa Indonesia. Keadaan tersebut dapat menjelaskan mengapa Belanda mampu menjajah kita selama tiga setengah abad. Akan tetapi. sejarah juga membuktikan bahwa tahap awal yang berupa penghancuran pendidikan oleh penjajah pada masa kolonial tersebut tidak sepenuhnya berhasil. Munculnya berbagai pergerakan intelektual dari kalangan mahasiswa dan pemuda membuktikan bahwa terdapat kelompok-kelompok yang menyadari keadaan education destruct tersebut. Hal itu terlihat dari adanya aksi-aksi kaum intelektual pada masa itu seperti pergerakan pemuda Jong Java, Jong Celebes, Boedi Oetomo, dan lain-lain (Muhary 2007).

    Sebagaimana dikemukakan Buchori (2008) bahwa tahun 1908 merupakan titik awal kebangkitan pendidikan Indonesia. Pernyataan ini berdasar fakta sejarah bahwa pada tahun tersebut untuk pertama kalinya pendidikan Indonesia dipegang oleh para cendikiawan yang bersifat liberal dan progresif dengan didirikannya organisasi Budi Utomo. Pada waktu itu sudah dipikirkan pentingnya rasa kebangsaan dan pemerataan pendidikan serta isu pengembangan sumber daya manusia Indonesia.

        Budi Utomo juga memfokuskan pada kesejahteraan bangsa melalui peningkatan pendidikan (dalam arti luas), peningkatan pertanian, perdagangan. kemajuan teknik dan kerajinan, kesenian pribumi dan tradisi, serta cita-cita kemanusiaan. Dalam kongres pertama Budi Utomo dirumuskan tujuan perhiinpunan antara lain: (i) kemajuan yang selaras untuk negeri dan bangsa, (ii) memajukan
pengajaran, kebudayaan. kesenian, dan ilmu pengetahuan serta (iii) memajukan pertanian, peternakan, dagang, teknik, dan industri (Widiastono 2008). Mencermati visi dan tujuan dari perhimpunan Budi Utomo tersebut. dapat dikatakan bahwa pembangunan bangsa, baik melalui peningkatan pendidikan dan ketrampilan, pembangunan sektor pertanian, peniagangan dan industri pada dasarnya merupakan upaya pembangunan manusia yang bermuara pada kesejahteraan penduduk.

        Setelah satu abad kebangkitan nasional, saat ini perlu dilakukan refleksi: sejauh manakah cita-cita masa lalu berkaitan dengan visi kebangkitan nasional sebagaimana dikemukakan di atas dapat tercapai?Apakah saat ini pembangunan manusia untuk kesejahteraan sudah mengarah sesuai dengan cita-cita'? Usia satu abad merupakan periode panjang yang seharusnya menunjukkan perbaikan yang berarti.

Pustaka
Masyarakat Indonesia, Volume 22,Masalah 2 Oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

1 komentar:

  1. blognya cantik,,,makasih udah banyak manfaatnya..

    saya suka :)

    BalasHapus