Senin, 18 Maret 2013

Pentingnya pendidikan

Pentingnya pendidikan - Pendidikan merupakan ilmu yang dapat kita pelajari. Dengan kata lain, pendidikan sangat erat kaitannya dengan pengetahuan. Di era globalisasi seperti sekarang ini, pendidikan memiliki peranan yang penting dalam meningkatkan taraf hidup. Bahkan, sebuah penelitian di Amerika Serikat menyatakan bahwa tingkat kesejahteraan pada umumnya sangat bergantung pada tinggi rendahnya tingkat pendidikan. Seseorang dengan pendidikan yang tinggi akan memiliki tingkat kesejahteraan yang baik, sebaliknya seseorang dengan pendidikan yang rendah akan memiliki tingkat kesejahteraan yang kurang baik. Mungkin anggapan itu tidak benar seutuhnya, banyak orang di luar sana yang berpendidikan rendah, tetapi mereka mempunyai tingkat kesejahteraan yang tinggi. 
          Pendidikan yang tinggi memang bukan suatu syarat mutlak untuk mencapai kesuksesan. Tetapi, paling tidak pendidikan dapat memberikan jaminan bagi kehidupan seseorang. Semakin ketat persaingan yang terjadi membuat peranan pendidikan semakin penting. Tidak kita pungkiri bahwa sebagian besar orang yang berpendidikan tinggi lebih cerdas dalam menyelesaikan masalah yang di hadapinya. Pendidikan pun secara tidak langsung dapat mempengaruhi pola pikir dan perilaku seseorang. Pendidikan itu ibarat bekal di masa depan dimana semakin ketatnya persaingan antara masing-masing pribadi. Lalu, bagaimana dengan anggapan bahwa wanita tidak harus mengenyam pendidikan yang tinggi? Anggapan seperti itu tentu masih sering kita dengar sekarang ini. “Perempuan tidak perlu berpendidikan tinggi, karena pada akhirnya kaum perempuan hanya akan bekerja di dapur .” Apakah anggapan seperti itu benar? Ya, kewajiban seorang perempuan memang mengurus rumah tangga dan tentunya menjadi seorang ibu rumah tangga yang baik, itu telah menjadi kodratnya dalam kehidupan. Lalu, apa dengan alasan itu perempuan tidak perlu berpendidikan? Apakah sia-sia bila seorang perempuan berpendidikan tinggi?

         Sedikit banyak kita ketahui, zaman telah mulai berubah. Dahulu, seorang laki-laki identik dengan tugasnya yang mencari nafkah untuk keluarga, sedangkan seorang perempuan bekewajiban untuk mengurus dan mendidik anak, serta menjadi seorang ibu rumah tangga. Tetapi, zaman sekarang perempuan juga bisa melakukan tugas seorang laki-laki untuk mencari nafkah tanpa mengesampingkan kewajibannya sebagai seorang ibu rumah tangga. Perempuan tentunya juga berhak untuk mengenyam pendidikan yang tinggi. Perempuan berhak untuk mengejar cita-cita nya. Jadi, tidak ada anggapan bahwa pendidikan tinggi untuk perempuan itu sia-sia. Pendidikan bagi perempuan juga dapat menjadi bekal di masa mendatang. Tentunya, kita tidak akan pernah tahu apa yang akan terjadi besok, lusa, setahun, atau sepuluh tahun lagi. Bila suatu keadaan mendesak terjadi, perempuan pun bisa menggantikan peran seorang laki-laki untuk menafkahi keluarganya.

        Pernah saya menonton sebuah acara televisi yang dipandu oleh seorang motivator terkenal. Ketika seorang penonton bertanya padanya, “Apa gunanya istri anda mengenyam pendidikan tinggi sampai ke luar negri, bila pada nyatanya sekarang dia tidak berkarir?” Lalu sang motivator pun menjawab, “ Istri saya memang seorang ibu rumah tangga, ibu dari anak-anak saya, wanita yang saya cintai, penasehat saya dalam membangun usaha, pemilik asset dan pengelola dari bisnis-bisnis keluarga serta pemelihara kesehatan keluarga. Pendidikan istri saya sangatlah berguna.” Dari sini kita dapat menarik sebuah kesimpulan bahwa pendidikan itu penting bagi setiap orang termasuk kaum perempuan. Kaum perempuan juga berhak mengeyam pendidikan yang tinggi.

        Di era modern seperti sekarang ini, banyak kendala yang harus di hadapi untuk dapat memperoleh pendidikan yang tinggi. Salah satu dari kendala itu adalah besarnya biaya yang harus di keluarkan untuk mengayom pendidikan. Banyak orang-orang yang berkeinginan untuk melanjutkan pendidikan tetapi mereka terpaksa menyurutkan keinginannya karena kekurangan biaya. Keadaan seperti ini tentunya sangat mengiris hati. Tidak kita pungkiri, semakin tinggi pendidikan maka semakin besar pula biaya yang harus di keluarkan. Apakah hanya orang-orang yang berkecukupan yang berhak untuk memperoleh pendidikan yang tinggi? Ini sangat tidak adil bukan? Memang sudah seharusnya pemerintah memberikan bantuan bagi mereka yang tidak mampu dan ingin melanjutkan pendidikannya. Sungguh amat disayangkan bila seorang yang seharusnya menjadi generasi penerus bangsa harus pupus cita-citanya hanya di karenakan kekurangan biaya. Tentunya pasti banyak masyarakat di berbagai negara yang mengalami hal serupa. Mereka terpaksa harus berhenti sekolah karena tidak berkecukupan dan akan membuat mereka merasa putus asa. Tentunya ini sangat memprihatinkan.

           Keadaan yang sulit memang bila berada di posisi seperti itu, tapi satu hal yang perlu kita ingat, “ Dimana ada kemauan disitu akan ada harapan . ” Kita harus yakin, tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini. Selama kita berkemauan keras dan berusaha maksimal, semua itu mungkin akan terjadi. Pernah suatu ketika saya membaca sebuah Koran harian nasional yang menuliskan tentang kisah seorang gadis yang mendapatkan beasiswa ke salah satu perguruan tinggi ternama diluar negri. Pengalaman yang sangat luar biasa pastinya. Gadis yang beruntung itu pada mulanya terancam tidak melanjutkan pendidikan ke bangku perguruan tinggi karena kekurangan biaya. Tetapi, dengan kegigihan dan kemauan keras untuk memperoleh pendidikan, ia mengikuti beasiswa dan alhasil ia diterima dan berhak mendapat beasiswa itu. Memang tentunya tidak mudah untuk mendapatkan apa yang kita inginkan, di butuhkan kemauan, doa, dan usaha yang gigih. Seperti apa yang di katakana oleh Thomas Alva Edison, “ Genius is 1 percent inspiration and 99 percent perspiration .” Kemampuan otak itu 1 persen, 99 persen adalah usaha dan kerja keras. Mungkin beberapa orang beranggapan, “ Aku tidak sepintar dia yang bisa mendapatkan beasiswa itu. ” Tapi pada nyatanya, semua orang bisa untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan bila mereka mau bekerja keras dan tidak pernah takut akan kegagalan. Biaya tidak boleh kita jadikan alasan untuk meraih cita-cita. Anggaplah kendala itu sebagai tantangan yang harus kita lalui agar kita selalu berusaha dalam mencapai segala sesuatunya. (Source : bookmarkq)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar